Rabu, 30 Agustus 2023

Beliung Zaman Neolitikum

Beliung atau kapak batu adalah alat-alat batu yang digunakan oleh manusia zaman Neolitikum (Zaman Batu Baru) untuk memotong kayu, memahat, dan memproses bahan-bahan lainnya. Beliung menjadi alat yang penting dalam perkembangan kehidupan manusia prasejarah, karena alat ini memudahkan pekerjaan manusia dalam mengolah bahan-bahan alamiah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Beliung zaman Neolitikum dibuat dengan cara memotong batu dari jenis yang keras dan tajam, seperti batu andesit, batu granit, dan batu basalt. Batu yang digunakan biasanya diambil dari sumber-sumber batu yang ada di sekitar tempat tinggal manusia prasejarah. Setelah batu dipilih dan dibentuk, maka dilakukan pengasahan pada bagian tepi beliung sehingga menjadi tajam dan dapat digunakan untuk memotong bahan-bahan lainnya.

Beliung zaman Neolitikum ditemukan di berbagai tempat di dunia, seperti di Asia, Eropa, dan Amerika. Di Indonesia sendiri, beliung zaman Neolitikum telah ditemukan di berbagai tempat, seperti di Pulau Sumba, Sulawesi, dan Jawa. Beliung zaman Neolitikum yang ditemukan di Indonesia biasanya memiliki ukuran yang kecil, yaitu sekitar 5-10 cm, namun tetap memiliki kegunaan yang penting bagi manusia prasejarah.

Beliung zaman Neolitikum digunakan oleh manusia prasejarah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti untuk memotong kayu untuk membangun rumah, membuat peralatan pertanian, dan memproses makanan. beliung juga digunakan untuk membuat peralatan lainnya, seperti perisai, tombak, dan alat musik.

Penggunaan beliung zaman Neolitikum memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan manusia prasejarah. Dengan adanya alat ini, manusia prasejarah dapat mengolah bahan-bahan alamiah dengan lebih efisien dan efektif, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan lebih mudah. Hal ini juga memungkinkan manusia prasejarah untuk mengembangkan teknologi dan kebudayaan yang lebih maju.

Namun, penggunaan beliung zaman Neolitikum juga memiliki konsekuensi negatif, seperti terjadinya kerusakan lingkungan akibat penebangan hutan untuk memperoleh kayu sebagai bahan baku. penggunaan beliung juga berdampak pada kesehatan manusia prasejarah karena debu yang dihasilkan dari pengolahan batu bisa memicu terjadinya penyakit paru-paru.

Meskipun demikian, beliung zaman Neolitikum tetap menjadi alat yang penting dalam sejarah perkembangan manusia prasejarah. Kehadirannya membuka jalan bagi pengembangan teknologi dan kebudayaan yang lebih maju, serta memberikan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-h